Unggulan
Kartini Days "Lagi"
Assalamu'alaikum..wr.wb...
Bunda..bunda..mommy..mommy di seluruh Indonesia...Happy Kartini
Day's ya..
Jadi keinget postingan 1 tahun lalu, waktu gencar2nya pandemi,
momen yang sama, saya posting artikel Kartini saat Covid. Tidak terasa,
ternyata sudah 1 tahun kita bersama dengan virus Covid-19 ini, karena sekarang
tahun 2021 boleh gak kalau namanya kita ganti Covid-21 ☺✌
(becanda wkwk).
Kalau tahun lalu saya lebih banyak WFH, alhamdulillah sekarang
sudah tidak terlalu..Secara pemerintah juga sudah memberlakukan New Normal dan
pemberian vaksin. untuk bunda-bunda dan mommy-mommy yang tidak mau di
vaksin atau belum mendapat vaksin, don't worry ya..Selama kita selalu
menerapkan 5 M ( tau kan ya 5 M apa aja??? ), betul sekali, 5 M itu 1. Memakai masker, 2. Mencuci tangan pakai sabun dan mengalir, 3. Menjaga jarak,
4. Menjauhi kerumunan, serta 5. Membatasi obilisasiaksi.
Selain 5 M, positif thinking alias selalu bahagia juga penting lho
bunds..Menurut ilmu kesehatan positif thinking ternyata mampu meningkatkan imun
tubuh, nah lho..kok bisa, why?? jadi ya.. emosi
negatif dapat mengaktivasi area otak yang menyebabkan
respons sistem kekebalan tubuh yang lemah terhadap vaksin flu.
So, orang-orang yang n cenderung berpikir positif memiliki daya tahan
tubuh lebih kuat..
Saat seseorang bahagia dan optimis,
hormon oksitosin —yang juga disebut sebagai hormon cinta— akan beredar dengan
optimal ke seluruh tubuh. Hal tersebut dapat meningkatkan fungsi sistem
kekebalan tubuh dalam menangkal kuman penyebab penyakit.
Mumpung suasana lagi pas nih, sekalian
mau sharing kiriman teman dari grup wa..semoga menambah wawasan kita..Gak tau
siapa yang pertama kali posting, karena dunia medsos itu cepet banget
berputarnya, bisa jadi nanti yang posting akan baca artikel yang sama hehehehe
KARTINI DLM PERSPEKTIF BIOLOGI
Basis ilmiah
perjuangan Kartini adalah menghapus pembagian kerja sosial antara laki2 dan
perempuan yg asimetris dan dianggap tdk adil oleh kaum wanita.
Pdhal
kebudayaan pembagian kerja scr seksual yg dianggap asimmetris itu hanyalah
kelanjutan dari anugerah alam namanya dimorfisme seksual. Ialah perbedaan
lelaki dan perempuan scr morfologi anatomi fisiologi dan kelanjutannya ke
perilaku lelaki dan perempuan memang beda.
Akar
perbedaannya adalah alat genital. Laki2 berpenis, scrotum dan testis.
Perempuan
bervagina, vulva dan ovarium.
Evolusi
reproduksi memilih rahim sbg tempat menyimpan benih janin yg ongkos biologinya
dibebankan pd wanita.
Akibatnya
wanita harus hamil melahirkan, menyusui dan mengasuh anak.
Lelaki tdk
dibebani tugas biologi reproduksi.
Tetapi
sesungguhnya dia dibebani tugas2 Kesintasan populasi dg memberi perlindungan
anggota populasi dari ancaman kelaparan, terjaminnya SDA sandang papan pangan,
dan bencana peperangan akibat kompetisi intra dan inter spesies.
Dongeng
aktualisasi seksual dimorfism tdk hanya sebatas biologi, tapi lalu berlanjut ke
cultural and social sexual dimorphism.
Dongeng
Biologinya adalah Ketika dalam transisi budaya hunting and gathering, populasi
klan manusia benar2 insecure (tidak aman) dari keganasan lingkungannya.
Predator yg
ganas siap menerkam manusia
Banjir dan
bencana lain siap merusak panen dan pemukiman.
Peperangan
intra dan inter spesies/subspesies sesama manusia, beda klan dg saling membunuh
dan menjarah sesama manusia dg taruhan nyawa dan darah.
Dalam
lingkungan nenek moyang kita yg serba insecure itu dibuat kesepakatan2.
Wanita
mengurusi urusan domestik
Lelaki
mengurusi urusan publik
Jaman kebudayaan terus jalan nih.
Peradaban
hunting gathering ke pertanian mengamankan pembagian kerja seksual ini.
Jaman industri, apalagi industri 4.0
menyebabkan pekerjaan2 publik hanya bs diketjakan lelaki kini mudah dikerjakan
dg mesin shngga kaum wanita jg punya akses ke publik.
Krn semua
pekerjaan2 keras macho bs digantikan dg tombol mesin.
Kartini hadir. Protes pd pembagian
kerja yg tdk adil.
Dan memang
teknologi memberi kemudahan kaum wanita utk mengakses pekerjaan2 publik.
Disamping
pekerjaan2 domestik mudah ditinggalkan Krn urusan dapur sumur dan kasur kini
diserahkan pd mesin (kompor gas/listrik, magic jar, microwave, lemari es, mesin
cuci dsb).
Maka wanita yg dulu tdk boleh
mengerjakan pekerjaan di luar rumah, kini boleh.
Itu berkat
jasa Kartini.
Wanita boleh
jadi dekan, rektor, dan jabatan publik yg sejak jaman berburu dianggap itu hak
dan kewajiban lelaki.
Tp apakah Kartini akan menghapus
pekerjaan2 berbasis Biologi Dimorfism Seksual.
Tidak bisa.
Tugas hamil,
melahirkan, menyusui dan merawat anak tetap tak tergantikan.
Alternatifnya
boleh tp opsional. Misalnya lelaki sekarang bs menyusui dg susu formula pakai
botol.
Tp bagian
utama Dimorfism Seksual tetap hrs ada demi survival of the fittest homo
sapiens.
Hamil dan melahirkan tetap tugas
biologi manusia sampai ada teknologi yg meniru kantong kulit ketuban bersama
cairan ketubannya. Dan infus nutrisi dan pembuangan sampah bayi lewat pusar
selama 9 bl 10 hari.
Teknologi
ketuban dan infus input makanan dan output ekskresi tetap tak tergantikan
kayaknya. Dan di situlah peran biologi keperempuanan yg msh akan memegang
kendali kelangsungan spesies manusia.
Dan Kartini
tak akan bisa menyuruh lelaki yg hamil dan melahirkan.
Selamat hari Kartini.. Semoga bermanfaat..
Keep in smile and Always be happy ya
bund..
Komentar
Posting Komentar